Waktu

tumblr_static_a9su12vbnfcc8ggokgssww8gc

“Waktu melesat seperti pesawat Concorde.” – Senja dan Cinta yang Berdarah, Seno Gumira Ajidarma

Rasanya baru kemarin Tab memasuki jenjang pendidikan yang baru, bertemu dengan kawan-kawan dari bilah sisi kota yang lain, dan disetrap oleh kakak pembina Masa Orientasi Siswa gara-gara telat datang.

Rasanya Tab baru kemarin kenal dengan Kak Ray. Salah seorang pemandu regu Phoenix dactylifera semasa orientasi siswa dulu, menobatkannya sebagai kakak ter-bikin-jengkel-sesekolahan, pula mengiriminya surat cinta yang lebih layak dibilang surat PHK.

Rasanya Tab begitu sebentar menghabiskan waktunya bersama Kak Ray—yang mana, setelah MOS waktu itu, jadi sering menjahilinya tiap berpapasan di kantin. Kakak kelas laki-laki satu-satunya yang sering main game online bareng dengannya. Kakak kelas yang seolah-olah menjadi ‘kakak’-nya sungguhan.

Kemudian, tahu-tahu saja, sebentar lagi gadis itu akan menjadi kakak kelas tertinggi di sekolahnya. Dan angkatan Kak Ray akan segera lulus; menjemput sekolah idaman mereka masing-masing; memulai hari baru sebagai seorang junior lagi.

Tab tentu saja tahu kalau dia nantinya akan mengalami hal yang sama dengan Kak Ray. Waktu tak pernah berhenti bergulir. Waktu terus berjalan. Detik silih berganti menit, menit silih berganti jam, jam silih berganti hari, hari ke minggu, minggu ke bulan, bulan ke tahun, dan seterusnya. Mau tak mau, Tab harus menyambut kenyataan demi kenyataan yang disuguhkan dengan siap lahir dan batin.

Termasuk hari perpisahan dengan sang kakak kelas.

“Cieee,” sorak Tab pada Kak Ray. Laki-laki itu nampak sumringah selepas menyaksikan pengumuman nilai ujian akhir. “Yang nilai ujian akhirnya masuk urutan ketiga sesekolahan. Ditunggu traktirannya, ya, Kak Ray.”

Kak Ray nyengir. “Traktir dari Hongkong, sih, iya. Lagipula, urutan nomor tiga masih belum bisa dibanggakan, lho, Dek. Mestinya aku bisa menyalip nilai si Haydar, cuma karena kebanyakan ngegame sama kamu jadi…ya gitu. Kapok.”

Tab mencebik. “Kak Ray yang mengajak kenapa Kak Ray malah menyalahkan aku? Ya, pokoknya aku mau traktiran soalnya Kak Ray sudah lulus. Es degan, deh, cukup.”

“Iya, bayarin, ya.”

“Lah?”

Kak Ray ketawa mendengarnya, sementara Tab merengut sebal. Mau sampai kapan pun jua, Kak Ray tidak akan pernah puas membuatnya jengkel setengah mati. Tiba-tiba Tab jadi agak sedih saat memikirkannya. Ada sekelebat ketakutan yang membersit benaknya.

Yah, silakan jundu kepala Tab setelah ini, tapi…dia betulan takut. Tab takut, kalau Kak Ray lulus nanti, siapa yang akan menjahilinya lagi? Siapa yang bakal iseng menarik rambutnya pelan terus pura-pura tidak tahu nanti? Siapa yang bakal mengalahkannya di game online lagi nanti? Siapa yang bakal mengingatkannya untuk belajar via chat lagi nanti?

Siapa lagi kalau bukan Kak Ray?

“Kak, nanti kalau sudah nggak sekolah di sini lagi, jangan sombong, lho,” peringat Tab.

Kak Ray ketawa (lagi). “Iyalah, Dek. Kamu tahu sendiri kan? Aku ini orangnya baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung. Jadi tanpa diingatkan juga aku sudah tahu, kok,” kata Kak Ray. Songongnya kumat rupanya. “Tapi nanti kalau lihat aku di jalan, kamu nggak usah teriak-teriak histeris kayak lagi lihat Kris EXO, ya. Mau ditaruh di mana mukaku entar, Dek?”

“Pfft, kalau Kak Ray dibandingkan dengan Kris EXO, sih, jelas bagaikan pinang dibelah dua—dua belas, maksudnya,” ledek Tab. “Lagipula, Kris sudah bukan member EXO. Jangan sok tahu, deh, Kak.”

“Mana aku tahu ke-Korea-an begitu.” Kini giliran Kak Ray untuk berpesan pada sang adik kelas, “Pin-mu jangan ganti-ganti ya, Dek, bikin pusing.”

Tab mengangguk mendengarnya. Senang bukan kepalang. Tidakkah itu berarti mereka masih bisa kontak satu sama lain? Masih bisa mengobrol meski sudah beda sekolah? Masih bisa bermain peran sebagai kakak-adik lagi meski sudah berpisah?

Iya, kan?

“Kak Ray mau sekolah di mana?”

Pandangan cowok yang lebih tinggi dari Tab itu terlihat seperti menerawang. Lantas, ia menjawab, “SMA 1, Dek. Pasti itu.” lanjutnya, “Itu SMA paling favorit di kota, kamu tahu itu, bukan? Bahkan dengan nilaiku yang lumayan bagus dan termasuk yang terbaik ketiga di sekolah kita ini, masih harus mikir-mikir, lho. Bukannya ingin congkak, Dek, tapi kenyataannya memang begitu. Dan dari dulu impianku memang mau masuk ke sana. Jadi…ya gitu.” Kak Ray menggumamkan lima silabel sebagai penutup rentetan ucapannya, “Do’akan ya, Dek.”

Tab hanya mengulas senyum. Jangan salah sangka, meski sikapnya menyebalkan, Kak Ray sebetulnya murid cerdas. Beberapa kali dia memperoleh piala dalam olimpiade Sains. Tab saja iri padanya, sebab dia sendiri merupakan murid yang biasa-biasa saja. Tak begitu dungu, tak begitu pintar juga.

Dan bagi Tab, Kak Ray ini bukanlah sekadar kakak kelasnya belaka. Melainkan pula seorang panutan, sosok teladan. Seperti seorang kakak layaknya.

“Kudo’akan yang terbaik buatmu, Kak. Do’akan aku juga, ya, supaya lancar ujian akhir nanti, nilai bagus, dan bisa masuk SMA impian.”

Mendengarnya, Kak Ray langsung menatap Tab yakin; mengangguk mantap; mengacungkan kedua jempol tangannya tinggi. “Pasti, Dek.”

Ada hening yang menyergap sepanjang beberapa detik. Dan Tab bersyukur karena tugas susulan IPA yang belum ia kumpulkan ke Bu Rena masih tergenggam di tangannya. Ia berpamitan. “Sudah dulu, ya, Kak. Aku mau ke ruang guru, nih, ngasihin tugas.”

Kak Ray melirik kliping tebal di tangannya. “Yee, baru dikumpulin. Kedaluwarsa, Dek, kedaluwarsa.”

Tab menjulurkan lidah. “Biarin, waktu itu aku memang tidak masuk, kok.”

“Makanya jangan bolos.”

“Aku sakit, tahu!”

“Dih, sakit panu, ya?”

“Kak Raaaay!”

Kak Ray ketawa untuk kesekian kalinya. Kemudian membiarkan Tab melenggang pergi ke kantor guru, karena lelaki tersebut juga ingin bergabung dengan gerombolan temannya yang lain. Maka dengan ini, obrolan kecil mereka resmi berakhir.

Dan Tab tidak rela.

Konversasi Tab dan Kak Ray terasa begitu singkat, namun—setidaknya—berkesan banyak bagi Tab. Sambil menoleh sesekali ke belakang untuk melihat punggung Kak Ray yang mulai menjauh, ia berharap bahwa lelaki itu tak akan melupakannya. Melupakan mereka, yang kini harus berpisah. Sungguh-sungguh berpisah.

Untuk beberapa alasan, Tab membenci waktu.

“Dek Tabitha,”

Namun tiba-tiba, suara tersebut kembali menggetarkan gendang telinganya. Langkah Tab terhenti; lekas-lekas melongok ke belakang; menemukan sang kakak kelas tengah melempar senyum kepadanya.

“Jaga diri baik-baik. Kurang-kurangin main game sama Korea-nya. Belajar yang giat, yang serius, yang sungguh-sungguh,”—kesempatannya direbut saat Tab hendak membuka suara—“Terus nanti ikuti aku ke SMA 1, Dek, biar aku punya adik buat diusilin lagi kayak dulu. Oke?”

Karena terkadang, rasanya waktu terlalu cepat berlalu.

Secepat Kak Ray yang berlari menyusul kawan seangkatannya yang habis melihat papan pengumuman juga; tanpa menghendaki respon Tab; meninggalkannya yang terdiam sejemang. Lantas semuanya berubah dalam satu kali kedipan mata. Bak sulapnya Pesulap Bertopeng, bak lesapnya Kid si Pencuri Bayangan. Bak kenangan Tab dan Kak Ray yang sudah-sudah.

Akan tetapi, Tabitha tersenyum.

Dan sekarang, lihatlah siapa remaja labil yang hatinya begitu gampang dibolak-balikkan? Tabitha kini malah ingin detak jam beralih sekencang detak jantungnya sekarang. Tabitha kini malah tidak sabar menantikan waktu manakala dirinya menjemput keberadaan Kak Ray di SMA 1 suatu hari nanti. Tabitha akan mengikuti jejaknya; kemana pun; kapan pun; di mana pun; bagaimana pun. Tak perlu diragukan lagi, karena janji Tabitha kali ini mampu dipegang. Ia akan membuktikannya. Ia akan membuktikan pada Kak Ray, kalau ia bisa masuk SMA 1 sepertinya.

Tunggu Tabitha, Kak Ray.

“Oke…”

Tunggu Tabitha sebentar.

end.

asli ini aku gatau nulis apaan ;;-;;
cuma mau bilang, selamat hari raya idul fitri! mohon maaf lahir dan batin yaa! semoga kita bisa dipertemukan kembali dengan ramadhan dan lebaran tahun depan! :))

luv ❤

p.s: be back soon!

11 thoughts on “Waktu

  1. S. Sher

    Kok aku merasakan sedikit kenyataan ada di sini xD

    Sukaaa, bahasanya simple gitu pas buat teenlit ((kapan aku bisa buat yang seperti ini 😥 😥 )) Tapi galaunya, sedihnya tetep kerasa 😦 Ah Tabitha, jangan tebar janji, setaun gak ketemu bisa aja ada anak baru lebih asik (!?!?)

    Terus yang part gak ngerti korea-korean itu HAHAHA. Temenku kuliah jarang yang tau, sekalinya tau, “LOE SUKA KOREA?” nanya tiga kali #curhat. Eh, ini Kak Ray tipe cowok baik sama semua cewek apa tipe cowok suka sama satu cewek tapi gak bilang-bilang sih? LOL.

    Keep writing ya Hani!!! 😀

    • HoneyLulu

      yaa soalnya fiksi itu sekian persen kenyataan sekian persennya lagi karangan kak sherr wkwkwkwk x))

      yaa Allah kak sheeerr ini serius aku muntah lho waktu bikinnya HAHAHAHAHAH. aku malah pingin bisa nulis yang seenggaknya berbobot dikit lah temanya gitu sekali sekali heuheu. ajarin aku nulis kak sherr ajarin akuuu ;;w;; huvt iya nih tabitha tebar janji kayak pejabat eh tapi enak juga yaa kalo ada anak baru yang siap buat gantiin kak ray E E EEE KOK JADI GINI SIH.

      HAHAHAHAHAH ya abis cowok paling pol ngertinya suju doang sih pfft. jadi ciwei keipop gitu dianggep aneh duh heran._. eaaaa kalo kak ray kira-kira yang mana yaaa wkwkwkwkwk XD

      okeee, terima kasih kak sherrr. keep writing juga buat kak sher! mangaaatss! ❤

  2. slovesw

    Uwaaaa aku bisa apa HAN😲😲😲😲

    Hani, ini kok bagus banget. Slice of life-nya kerasa banget. School life-nya juga. Jujur aku dulu pernah ngerasain ini dulu waktu SMP bahkan SMA sekarang hahaha. Dan baca ini, serasa flashback tau gasih. Kayanya baru kemarin aku ikut MOS, kayanya baru kemarin aku diusilin, kayanya baru kemarin aku nge-MOS-in, tiba-tiba udah kelas 12 aja…. (pundung)

    “Tapi nanti kalau lihat aku di jalan, kamu nggak usah teriak-teriak histeris kayak lagi lihat Kris EXO, ya. Mau ditaruh di mana mukaku entar, Dek?” <—– LHA IKI MAS REI TAU DIBALANG KULKAS PO RAK HAHAHAHAHAHHAHAHA

    Ah aku jadi baper banget baca ini:"))) keep writing Hani!!!!!😁😁

    • HoneyLulu

      APALAGI AKU BISA APA KAK TATAAA ;;w;;

      huhuhu da aku mah apa atuhlah kalau dibandingin para senpainim huhu. iyaa yaa emang kalo ngomongin school-life ga bakal ada matinya lhoo. kayak, kenangan masa sekolah itu bakalan selalu hidup sampe tua nanti huehueheu. jadi mari kita mencoba untuk sayang sama sekolah! o<–< ((lah)) ((padahal sendirinya males)) ((fufufu)). waktu emang cepet banget yaa kak tataaa. kayak baru kemarin aku abis UN SD tahun ini bakalan UN SMP HAHAHAHAHHAHAHAHAH AMBYAR DO'AIN PLIS DO'AIN.

      MAS REI IKI MODEL E PANCEN RADA NJEMBEKNO KAK TATAA WKWK. tapi baik bangeett huvtt gimana doongg :((

      eheheheh terima kasih kak tataa. keep writing juga buat kak tataa! mangaaatss! ❤

  3. magnaega

    Han plis Han ini KEREN BANGET HAN ATUHLAH FRESH BANGET HAN PLIS W GAKUKU GANANA ;;/

    Slice of Lifenya tuh kerasa banget dan bahasamu… dih daku menggelepar ini yaampun asli ngena banget owe jadi tersentuh(?) Konversasi adek kelas sama kakak kelas di sini itu gimana ya ngejelasinnya beuh nampol dah ((lu ngomong paan sih Vi))

    Ya mohon dimaklumi ya Han, owe kagak bakat banget yang namanya ngomentar ;; pasti jadinya malah meracau tijel kalo ga gitu jatuhnya pasti ngespam. Pokonya ini keren banget lah w sampe speechless. Two thumbs up deh, keep nulis ya 😊

    • HoneyLulu

      AAAAHH KAK VI SENPAIKU HUEHUE DA APALAH AKU INI HANYA KALENG KHONG GUAN ISI RENGGINANG HUEHUEHUE ;;w;;

      emang genre slice of life itu kayaknya paling gampang yaa buat ditulis :” soalnya tentang kehidupan sehari-hari yang kadang meliputi hal kecil tapi aslinya berkesan yaa ehe eheheh. dan yaampun kak vi kenapa lucu bangeeett sih HAHAHAHAHHA PINGIN NAMPOL ((EHHH)) ((ENGGAK KAK ENGGAK))

      yaa tiada perlu meminta maaf kak vii, bahkan fic ini lebih tida’ jelas adanya kok hueheuheu. terima kasih banyaakk kak vi! keep nulis juga buat kak vi! semangaaaat! ❤

  4. ranee

    Wow Han it all feels so real pas baca ini apalagi abis libur lebaran aku MOS SMA suruh dandan aneh-aneh huft males banget jadi bulan-bulanan senior -____-
    Rasanya nggak kayak baca sekedar fiksi tapi semacam gimana ya… Kayak menyaksikan salah satu fase dalam kehidupan remaja imbisil yang mungkin atau bahkan selalu terjadi //halah ngomong apaan
    Fiksi di atas ngingetin aku tentang sebuah kutipan dari sohib “kadang persahabatan baru terasa nyata kalau kita sudah dihadapkan dengan sebuah perpisahan” and yeah I found it real sejak aku masuk SMA buat pembekalan MOS kemarin.
    Back to the story, asli aku pengen punya guy best friend yang kayak Kak Ray bikos kayaknya seru banget anaknya tengil belagu bikin darah tinggi tapi juga punya sisi yang bikin kita ngerasa nyaman ada di deketnya,
    Soal bahasa, nggak perlu ditanya, khas Hani sangat 😀 Ringan, ala-ala teenlit, dibumbui guyonan yang fresh, tapi juga ada slight angst yang bikin senyum-senyum sendiri.
    Last, good job, Han! Keep writing dan ditunggu fiksi selanjutnya 😀

    • HoneyLulu

      LAGIAN SOPO SIH YANG NGUSUMNO BUDAYA NGGEREGETNO BEGONOH HUVT AKU JUGA KESEL DEH. orientasi ya orientasi aja kali yaa gausah gitu jugaa heuhuehue sebel dewek jadinya o<–<
      dan…iyaa iya bener kak rann. semua orang pasti bakalan ngalamin yang namanya pertemuan dan perpisahan. udah hukumnya begitu yaa. betewe imbisil tuh apa sih bahasa kak rani tuh dewa banget brb buka kbbi onlinee heuheuheu :"""3

      SETUJU SAMA KUTIPANNYA! bener bangett. pertemuan dengan sahabat–atau siapapun–baru terasa betapa berharganya kalo udah dihadepin sama perpisahan. duh two thumbs buat sohib kak rani bikos kutipannya super sekali kalo kata pak mario ;;w;; i can relateee ;;w;;

      HAHAHAHAH iyaa iyaa cowok kayak kak ray ini emang seru bangeeett orangnya a6 kekinian diajak ngobrol guyon ini itu ya nyambung parah ala ala kawan lama hueheheuheu if only yaa……if only………… :"

      duh thank you soo much kak raniii da aku mah apa atuh hanya remahan nastar heuheu. terima kasih lagi kak raaann. keep writing juga buat kak ranii! kutunggu juga fiksi kak raniii! semangaat teruss! ❤

  5. Kimchisauce

    Alright Hani, this is me Achie.
    Ini waktunya saya untuk meninggalkan jejak.
    Dan Hani ini bagus sekali. Kata yang kamu pilih sederhana, khas anak muda banget and u know, saya kayak lagi nonton video MOS semasa SMA dulu. Jadi merasa muda lagi.

    Honestly, saya pengen nulis seperti ini. banyak sahabat2 saya yang bilang tulisan saya bikin boring. dan kadang saya merasa seperti itu, Jadi makasih De, saya bisa belajar dari sini.

    • HoneyLulu

      halooo, kak achiee! selamat datang! senang bisa liat kak achie mampir ke sini! eheheh x))

      oh yaampun kak achieee terima kasih banyakk sebenernya asli ini aku masih butuh bimbingan dari para senpainim seperti kak achiee. mohon bantuannya kak achiee ;;w;;
      wah, bukannya kak achie emang masih muda kan yaa? darah muda, darah yang berapi-api kalo kata om rhoma iramaa eheheheh! x))

      dan astaga kak achieee, aku juga belajar banyak sekali dari tulisanmu lhoo kak. jadi aku terima kasih kembalii yaa kak achieee. sekali lagi, mohon bimbingannya yang banyak! :))

      terima kasih banyaaakk kak achieee! semangat nulis untuk kak achiee yaa! yosh! ❤

  6. xojoenc

    Halo, aku rasa kita pernah berkenalan di suatu tempat tapi aku… lupa. Yha kenalan lagi aja yaa, Sebut saja Ay, garis 00. Main iseng ke blog gegara komenanmu di postingan Ranee.

    Tadi aku liat kamu manggil Ranee kak, pasti liner diatas 00 ya? Ini bagus. Senpai banget tulisannya. Aku… minder…. Kok bisa gitu dek 😦 Kadang ada ya nganggep kakak kandung kek gitu, dan kalo udah pisah rasanya juga pasti pengen nangis… Dulu juga aku pernah punya temen tapi dianggep kakak cowok dari rp lanjut ke rl tapi… sekarang lost contact. Jadi apa kabar aja 🙂

    Keep writing dek, feel kerasa loh keren. ‘-‘b Keep writing :3

    xx, Ay.

    P.s: Bagi id line dong dek :3

Leave a reply to HoneyLulu Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.